Senin, 26 Oktober 2009

Usaha berawal dari Pasar Keputran

Keputran, Rabu (5/10), malam itu pukul 20.00 di depan jl. Urip Sumoharjo, terlihat ramai oleh pedagang yang lalu-lalang sibuk dengan daganganya. Sukirno Isnugroho (47), warga Mulyorejo Barat, salah satu dari pedagang yang telihat berada di antara kerumunan orang berbelanja sayur dan buah. Dibantu istrinya Marliana Isnugroho (42), pria asal Madura, Lumajang itu, membawa barang daganganya ke parkiran depan kampus IP (Institute Pembangunan), arah barat masuk pasar keputran, untuk diisi ke dalam tas pengangkut barang yang diikat pada motor Honda Astrea hitam miliknya.


Membeli dan menjual kembali barang (sayur dan buah) sudah menjadi rutinitas selama 18 tahun. Sejak dia (Isnugroho), memutuskan berhenti bekerja sebagai kuli bangunan pada tahun 1980-an. Dengan modal seadanya Rp 600.000 rupiah, pria yang memiliki dua (2) anak itu memulai usaha dagang. Secara gradual, modalnya mulai membengkak hingga belasan juta rupiah dalam beberapa bulan. Hanya dalam setahun, pria yang mengaku awalnya sering "ngantuk" karena harus bangun subuh pukul 05.00-12 untuk jualan di pasar Mulyorejo dan belanja lagi di Pasar Keputran pukul 20.00-24.00 setiap harinya itu, mulai mendirikan toko beras yang lokasinya berdempetan dengan tempat ia dagang (sayur). Sekarang usahanya sudah bertambah besar dan maju.


Ke depan pria yang menyesal karena tidak bisa menyekolahkan anak sulungnya ke bangku kuliah itu, bertekat untuk menyekolahkan anak bungsunya untuk melanjutkan ke bangku kuliah setelah tamat dari sma, " sekarang si bungsu kan masih SMP kelas dua, jadi masih bisa nabung untuk biaya kuliah anak "Ucapnya dengan khas Madura yang kental sambil berlalu pergi.