Selasa, 06 September 2011


SERAHKAN MANUSKRIP- Uni Tsulasi Putri didampingi Kepala Dinas Pendidikan Yogyakarta Drs Edy Heri Suasana, MPd dan Kepala Kejaksaan Negeri Yogyakarta Kardi, SH menyerahkan naskah terjemahan manuskrip aksara Jawa “Serat Babat Tanah Jawi” kepada GBPH H Prabukusumo SPsi di kediamannya, Kamis (25/8).

SMP/SD Joanes Bosco Ajak ”Bersama Bernas Bisa”



Sekitar 30-an siswa dan guru Sekolah Menengh Pertam (SM) dan Sekolah Dasar Joannes Bosco Yogyakarta mengikuti workshop jurnalistik dan kepenulisan di ruang pertemuan SMP tersbut di Jalan Melati Wetan No 57 Yogyakarta, Jumat (26/8). Pemateri dari Harian Beras Jogja.



Pada kesemnpatan itu juga diadakan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorndum of Undestanding (MoU) antara SMP Joannes Bosco Yogyakarta dengan Lembaa Pelatihan Jurnaistik Bernas Jogja (LPJB). Taatangan dilakukan oleh Kepala sekolah SMP Joanns Bosco, Dra C.Bekt Susilowati dan Directur LPJB, Y.B. Margantoro.



Kerjasama meliputi pelatihan jurnaslitik dan kesempatan magang bagi siswa dan guru tersebut; pelatihan karya ilmiah; lomba karya tulis siswa dan guru; penulisan resensi buku, buku dan diskusi buku; pengelololaan majalah sekolah dan roadshow jurnalistik.



Bekti Susiwati mengemukakan, kerjasama antar lembaga ini memiliki arti penting bagi kedua belah pihak maupun masyarakat umum. Sebab dengan kebersamaan ini diharapkan akan lahir penulis dan karya tulis dari sekolah di bawah naungan Yayasa Santo Somikus ini.



“Selama ini para guru dan siswa sudah berkarya tulis, hanya masih terbatas di sekolah. Dengan kerjasama ini, Bersama Bernas Jogja bisa! Kita berharap dapat berkarya tulis lebih baik nantinya,” kata dia.



Y.B. Margantor mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan sekolah tersebut kepada LPJB untukmelaksanakan kegiatan sebagaimana telah disepakati dalam MoU. Dengan lahirnya karya-karya tulis dari lembaga pendidikan formal, antara lain dari SMP dan SD Joannes Bosco diharapkan akan memberikan inspirasi dan motivasi bagi pihak lain.



Eman Semangat


Bekti Susilwati mengemukakan, sesuai dengan rencana strategis KaryaPendiikan di Yayasan Santo Dominikus tahun 2006-2013 tiba saatnya dikenalkan semangat Santo Dominikus di sekolah-sekolah binaannya. Diharapkan sekolah menjadi sarana ataumedia pemekaran tau berkembangnya semangant Santo Dominikus.



Paling tidak ada enam semangat Santo Dominikus yang semestinya dikembangkan, dihidupi dan dilaksanakan dalam hidup melalui sekolah. Emangat tersbut adalah: memulai dar apa yang ada, berdoa, belajar, demokrasi, belaras, serta persaudaraan dan kegembiraan.



Diterbitkan di Bernas Jogja, Sabtu (26/8).


Uskup KAS Pimpi Misa di Gereja Gamping

Gamping- Uskup Keuskupan Agug Semarag (KAS), Mgr Johanes Pujasumarta Pr memimpin perayaan Ekaristi Syuku Pesta Emas Paroki Santa Maria Asumpta Gamping, Yogyakarta, Minggu (14/8). Ia didampingi Pator Kepala Paroki Gamping, Romo Franciscus Assisi Suntoro Pr, yang dihadiri lebih dari 2.000 umat.


Dalam Misa bertajuk Dengan Meneladan Ibu Maria Semakin Mengereja dan Semakin Memayarakat yang dipimpin oleh Uskup Agung itu, Uskup menyatakan, umat Kristiani diutus membagi kasih dan terang, kebenaran dan iman yang menghargai pluralisme. Pada kesempatan itu, Uskup juga memberikan Sakramen Krisma kepada 167 peserta. Mereka terdiri dari remaja, muda-mudi dan orangtua dari paroki setempat.


Selain itu, Mgr Pujasumatra melakukan penandatanganan prasasti usia 50 Tahun  Pesta Emas Gereja St Maria Assumpta Gamping.  Acara pemberkatan itu juga merupakan Hari Raya Santa Maria yang Diangkat ke Surga.


Misa Ekaristi didahului dengan doa Rosari Peristiwa Muli dan kemudian arak-arakan dengan menyanyikan lagu Menasih Maria dan Nderek Dewi Maria. Pada liturgy sabda, Uskup Agung membaca injil Lukas, dilanjutkan pembaharuan janji baptis. Setelah itu dilakukan pengurapan Krisma bagi para calon Krisma dengan iringan lagu antara lain Datanglah Roh Mahkudus.
  

Senin, 05 September 2011

KODJA Lestarikan Kebudayaan


JOGJA-Ada banyak cara untuk mempromosikan tempat wisata di DIY agar tetap mendapat minat pengunjung dan mempertahankan sejarah dari kepunahan akibat modernisasi. Salah satunya yang dilakukan oleh Komoenitas Onthelis Djadoel Jogjakarta (KODJA) pada Senin (5/9) saat menghadiri acara Syawalan dan Pembacaan Amanat Rakyat DIY di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadinigrat.  


Mereka lengkap dengan atribut zaman dulu. Mengayuh sepeda onthel klasik, berpakaian Djadoel dengan berbagai atribut yang atraktif persis yang digunakan tentara zaman pemerintahan Belanda ikut meramaikan acara syawalan tersebut.


KODJA adalah komunitas sepeda yang berdiri di wilayah Kampung Minggiran, Kelurahan Suryodiningratan, Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta yang berdiri pada 1 Oktober 2010 dengan tujuan ingin memberikan dampak positif terhadap lingkungan, sesama, dan kehidupan sosial budaya.
  

Berbagai kegiatan digelar untuk mempromosikan tempat wisata yang ada di DIY diantaranya membagikan peta tempat wisata yang dibuat komunitas itu sendiri kepada wisatawan. Selain itu mereka juga mengadakan aksi dan bakti sosial dengan  menanamkan bibit pohon serta membantu korban yang terkena bencana alam seperti pada kejadian bencana Gunung Merapi.


Kegiatan itu berpijar atas motto komunitas yaitu ingin mendorong semangat masyarakat yang mereka namakan Ora Boros, Ngrabuk Jiwa Raga, Agawe Sehat, Agawe Greget, dan Hamemayu Hayuning Bawana.


Menurut Sekretaris KODJA, Rusmiyanto, komunitas ini memiliki motto yang memiliki makna tersendiri namun saling berhubungan. Ora Boros, artinya Penghematan. Dengan  bersepeda dapat menghemat biaya dan pengeluaran secara maksimal. Penghematan itu baik secara operasional sehari-hari maupun pengeluaran sumber daya alamnya.


Untuk Ngrabuk Jiwa Raga, mengingat aktivitas Suka Cita. Bersepeda  tidak hanya sekedar berolah raga saja tetapi juga sekaligus refreshing atau kegiatan rekreatif sehingga akan selalu dalam keadaan suka cita.


Dengan bersepeda kita berolah raga untuk menjadikan seluruh unsur badan kita dalam keadaan aktif, bugar atau sehat. Dengan aktif tubuh akan mampu beraktivitas dalam segala hal dan situasi. kegiatan ini juga ikut mendukung peningkatan kualitas hidup dan kesehatan lingkungan sekitar yang mereka sebut Agawe Sehat.


Sedangkan Agawe Greget berarti, Semangat. Kondisi  bugar dan sehat jiwa raga akan menjadikan hidup penuh semangat sehingga mampu secara maksimal dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dengan pantang menyerah serta penuh rasa tanggung jawab.


Terakhir, Hamemayu Hayuning Bawana yang berarti, dengan bersepeda semua akan mampu menjaga keseimbangan, keselarasan, keharmonisan, dan kemitraan antar sesama anggota, sesama komunitas, masyarakat umum, dan seluruh bangsa Indonesia.


Seluruh anggota KODJA harus sinkron dengan upaya memberikan kontribusi nyata untuk ikut menjaga kedamaian, keseimbangan lingkungan, dan kepedulian kepada sesama. Kepedulian itu terutama berhubungan dengan lingkungan sosial, pendidikan, pariwisata, dan budaya secara luas.


Sesuai dengan sloganya, mempersatukan perbedaan dan menjaling hubungan dengan saling menerima dan menghargai pluralisme, anggota komunitas ini melibatkan beberapa unsur sebanyak 200 anggota. Mereka tediri dari,  Kaum tani, pemulung, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, ABRI, Sipil, dan pejabat Negara. Pejabat Negara antara lain, wakil walikota Yogja Hariadi Suyuti.

 Diterbitkan di Bernas Jogja, Selasa (6/9/11).

RS Panti Rapih Gelar Donor Darah

GONDOKUSUMAN-Dalam rangka merayakan HUT ke 82 Rumah Sakit Panti Rapih bekerjasama dengan pihak Palang Merah Indonesia (PMI) menggelar donor darah di Gedung Poliklinik Rumah Sakit Panti Rapih, Jalan Cik Ditiro 30 Yogyakarta, Minggu (4/9). Acara tersebut dihadiri lebih dari 150 pendonor sesuai dengan target yang telah ditentukan. 


Menurut Kepala Humas Rumah Sakit Panti Rapih, M. Sujarwo, target itu merupakan akumulasi dari pendonor yang mendaftar langsung maupun daftar lewat telepon. Mereka terdiri dari kariyawan Rumah Sakit setempat, serta masyarakat umum. “Donor darah terbuka bagi umum dan untuk siapa saja yang ingin dan layak didonor sesuai prosedur,” jelas Sujarwo. 


Untuk pendonor harus mengikuti beberapa prosedur yaitu mendaftarkan diri dan pemeriksaan kesehatan yang ditangani oleh enam orang dari PMI serta 12 dokter mudah lulusan dari Universitas Atma Jaya Jakarta. Pemeriksaan itu meliputi, pemerikasaan tekanan darah, memeriksa golongan daran dan HB. 


Setelah dinilai layak, pendonor baru bisa diambil darahnya. Semuah darah yang terkumpul akan diserahkan ke PMI untuk disimpan, pihak Rumah Sakit hanya mengambilnya ketika pasien membutukan darah. Sebagai tanda terimakasih, pihak Rumah Sakit dan PMI memberikan cinderamata, produk susu, vitamin, snack, serta acara doorprise setelah pelaksanan donor. 


Selain HUT, program donor ini merupakan program tahunan Rumah Sakit Panti Rapih yang diselengarakan tiga kali dalam setahun. Program sebelumnya telah diadakan pada awal April, dan  September ini merupakan yang kedua kalinya. Terakhir, tahap ke tiga  rencananya akan diadakan akhir tahun ini.


Adapun perbagai kegiatan yang digelar sebelumnya, diantaranya mengelar  pelatihan, bakti sosial, dan seminar. Seminar yang telah digelar diantaranya Seminar Persalinan Tanpa Rasa Sakit, Seminar Mengatasi Batu Ginjal, Seminar Kesehatan Pasien, Seminar Kesehatan Anak, Seminar Gawat Darurat Bagi Awam, serta Seminar yang akan dilaksanakan beberapa waktu yang akan datang tentang Kesulitan Makan Pada Anak. Semua kegiatan itu berlaku bagi umum secara gratis. 


Sebagai ucapan syukur dan puncak acara, RSPR akan mengadakan Misa Syukur bersama umat yang akan diselengarakan pada 14 September 2011.

Diterbitkan di Bernas Jogja,Senin (5/9/11)