Senin, 05 September 2011

KODJA Lestarikan Kebudayaan


JOGJA-Ada banyak cara untuk mempromosikan tempat wisata di DIY agar tetap mendapat minat pengunjung dan mempertahankan sejarah dari kepunahan akibat modernisasi. Salah satunya yang dilakukan oleh Komoenitas Onthelis Djadoel Jogjakarta (KODJA) pada Senin (5/9) saat menghadiri acara Syawalan dan Pembacaan Amanat Rakyat DIY di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadinigrat.  


Mereka lengkap dengan atribut zaman dulu. Mengayuh sepeda onthel klasik, berpakaian Djadoel dengan berbagai atribut yang atraktif persis yang digunakan tentara zaman pemerintahan Belanda ikut meramaikan acara syawalan tersebut.


KODJA adalah komunitas sepeda yang berdiri di wilayah Kampung Minggiran, Kelurahan Suryodiningratan, Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta yang berdiri pada 1 Oktober 2010 dengan tujuan ingin memberikan dampak positif terhadap lingkungan, sesama, dan kehidupan sosial budaya.
  

Berbagai kegiatan digelar untuk mempromosikan tempat wisata yang ada di DIY diantaranya membagikan peta tempat wisata yang dibuat komunitas itu sendiri kepada wisatawan. Selain itu mereka juga mengadakan aksi dan bakti sosial dengan  menanamkan bibit pohon serta membantu korban yang terkena bencana alam seperti pada kejadian bencana Gunung Merapi.


Kegiatan itu berpijar atas motto komunitas yaitu ingin mendorong semangat masyarakat yang mereka namakan Ora Boros, Ngrabuk Jiwa Raga, Agawe Sehat, Agawe Greget, dan Hamemayu Hayuning Bawana.


Menurut Sekretaris KODJA, Rusmiyanto, komunitas ini memiliki motto yang memiliki makna tersendiri namun saling berhubungan. Ora Boros, artinya Penghematan. Dengan  bersepeda dapat menghemat biaya dan pengeluaran secara maksimal. Penghematan itu baik secara operasional sehari-hari maupun pengeluaran sumber daya alamnya.


Untuk Ngrabuk Jiwa Raga, mengingat aktivitas Suka Cita. Bersepeda  tidak hanya sekedar berolah raga saja tetapi juga sekaligus refreshing atau kegiatan rekreatif sehingga akan selalu dalam keadaan suka cita.


Dengan bersepeda kita berolah raga untuk menjadikan seluruh unsur badan kita dalam keadaan aktif, bugar atau sehat. Dengan aktif tubuh akan mampu beraktivitas dalam segala hal dan situasi. kegiatan ini juga ikut mendukung peningkatan kualitas hidup dan kesehatan lingkungan sekitar yang mereka sebut Agawe Sehat.


Sedangkan Agawe Greget berarti, Semangat. Kondisi  bugar dan sehat jiwa raga akan menjadikan hidup penuh semangat sehingga mampu secara maksimal dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dengan pantang menyerah serta penuh rasa tanggung jawab.


Terakhir, Hamemayu Hayuning Bawana yang berarti, dengan bersepeda semua akan mampu menjaga keseimbangan, keselarasan, keharmonisan, dan kemitraan antar sesama anggota, sesama komunitas, masyarakat umum, dan seluruh bangsa Indonesia.


Seluruh anggota KODJA harus sinkron dengan upaya memberikan kontribusi nyata untuk ikut menjaga kedamaian, keseimbangan lingkungan, dan kepedulian kepada sesama. Kepedulian itu terutama berhubungan dengan lingkungan sosial, pendidikan, pariwisata, dan budaya secara luas.


Sesuai dengan sloganya, mempersatukan perbedaan dan menjaling hubungan dengan saling menerima dan menghargai pluralisme, anggota komunitas ini melibatkan beberapa unsur sebanyak 200 anggota. Mereka tediri dari,  Kaum tani, pemulung, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, ABRI, Sipil, dan pejabat Negara. Pejabat Negara antara lain, wakil walikota Yogja Hariadi Suyuti.

 Diterbitkan di Bernas Jogja, Selasa (6/9/11).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar