Sabtu, 14 Mei 2011

Suatu Hari di Pelabuhan Kalimas

Mukanya keriput termakan usia, kulitnya terbakar sengatan panas matahari. Amin, 70 tahun, awak kapal pinici asal Bugis, bergegas jalani hari. 


Setiap harinya, ia menghabiskan waktu untuk berlayar. Merawat dan membersihkan kapal merupakan kebiasaan sehari-harinya yang tidak bisa dipisahkan di umurnya yang sudah 70 tahun. Keberadaanya tidak pada satu tempat. Selaluh berpindah. Dari satu kota ke kota lain. Terakhir, mengankut beras sampai ke perbatasan Singapura “Ambalat”. Bahkan pernah berlayar ke negeri Cina.


Pekerjaanya yang selalu di laut memaksanya meninggalkan keluarga selama berpuluh-puluh tahun, berjemur oleh sengatan panas matahari, melawan kerasnya ombak, baginya sudah menjadi hal yang lumrah. 


Selain itu pria yang dikenal sebagai Ketua mesin, yang mengontrol dan mengambil alih semua mesin dalam kapal itu, juga harus mengangkut barak dari pelabuhan masuk ke kapal hingga penuh, yakni mencapai kapasitas kapal 300 ton. Sekaligus mengosongkan semua isi kapal selama 5 hari. Aktivitas itu dilakukan dengan alat seadanya.


Upah yang diterima tergantung dari barang angkutan. Sekali berlayar menghasilkan 60 juta. Nilai Itu diperoleh dari 300 ton kapasitas kapal kali harga per ton 200 ribu. Hasil itu akan dibagikan secara rata kepada awak kapal lainya. Karena Pria yang tertua diantara awak kapal lainya itu bersama delapan awak lainya. Sudah 30 tahun mereka bekerja sebagai awak kapal. Kapal yang digunakan hingga saat ini adalah kapal Pinici CITRA BAHARI asal orang Bugis.


Kapal tersebut merupakan salah satu kapal Pinici yang menjadi khas di Pelabuhan Kalimas yang dibuat orang Bugis. Kapal itu semua bahanya terbuat dari kayu, dilengkapi layar dan bodi lancip. Layar pada kapal berfungsi mempercepat laju kapal dengan bantuan angin, walaupun dalam kapal sudah disediakan mesin khusus.


Kapal pinici terbuat dari pohon Ulin yang kayunya berat, kuat dan sangat awet. Bahan dan proses pembuatanya langsung di Sulawesi. Proses pembuatannya sekitar satu setengah tahun dan dikerjakan sekitar 15 orang. Hargan Kalal itu mencapai milliaran rupiah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar