Rabu, 17 Agustus 2011

Waria Ekspesikan Kemerdekaan di Biara Roh Suci

YOGYAKARA-Makna kemerdekaan seharusnya dirasakan semua orang tanpa memandang perbedaan. Kita harus bisa menerima perbedaan sesuai asas Bhineka Tunggal Ika. Hal ini yang mendasari Para Suster Biara Suci Servarum Spiritus Sancti (SSpS) mengundang kaum Waria untuk mengekspresikan diri lewat peringatan HUT ke-66 Kemerdekaan RI di kediaman biara Suster-suster SSpS di jalan Laksda Adisucipto km 8 Babarsari, Maguwoharjo, Depok, Rabu (17/08). 


Acara peringatan HUT Kemerdekaan RI ini merupakan yang kedua kali yang diselengarakan oleh Biara Roh Suci dengan melibatkan kaum waria. Perayaan dimulai dengan upaca Bendera yang dipimpin oleh Br. Berno SVD dilanjutkan dengan pembacaan teks proklamasi oleh Pembina Upacara Sr. Maria Christina SSpS, dilanjutkan dengan pembacaan Pancasila oleh Br. Vincent SVD, dan diakhiri doa syukur kemerdekaan dan menyanyikan lagu wajib Padamu Negeri. 


Kemudian dilakukan pemotongan pita simbolik untuk memasuki kegiatan bersama yang diwakili oleh Ketua Komunitas Biarawan Roh Suci, Sr. Maria Chistina. Untuk mengawali seragkayan kegiatan dilakukan peletusan tiga balon di ruangan rumah biara oleh Br.Made. Tiga balon menandakan kebebasan mengekspresikan seni, khususnya bagi para waria.


Peringatan 17-an bagi kaum waria ini untuk mengekspesikan diri lewat berbagai perlombaan seperti Fashion Show, karaoke, lomba memasak, lari kelereng, kipas balon, memasukan benang ke dalam jarum, serta pecah balon. Acara ini juga diramekan dengan keterlibatan Mahasiswa-mahasiwi, Suster, Pastor, Bruder dan Ibu-ibu lingkungan Paroki St. Paulus.
 

Menurut seksi acara St.Theresia Sako, SSpS acara yang bertema Ekspresikan Kemerdekaanmu ini ditujukan kepada orang-orang kecil yakni mereka yang terkucilkan, tertindas dan hina dimata masyarakat, seperti para waria. “ Kita harus bisa mengubah paradigma masyarakat tentang mereka. Mencoba menerima dan menghargai pluralisme. Situasi yang membentuk mereka, bukan keinginan mereka sendiri, jadi mulailah memperluas paradigma tentang perbedaan, jangan melihat dari sisi negatifnya. Terimalah dan hargai hak dan martabat mereka," kata Sr. Theresia. 


Hal senada juga diutarakan ketua Biara Roh Suci, Sr. Maria Christina, acara disesuaikan dengan tema yang diagkat yakni memberikan kesempatan kepada kaum waria yang keberadaanya dimata masyarakat dan pemerintah belum bisa diterima bahkan, bahkan tidak bisa mengekspersikan diri sesuai talenta yang dimiliki sebagai manusia yang memiliki hak dan martabat yang sama. 


“Kami ingin mengajak masyarakat memperluas paradigma tentang berbedaan dan menghilangkan konatasi negatif terhadap kaum waria. Lewat acara ini kami ingin mengajak masyarakat untuk menerima, mengakui serta menghargai sesuai hak dan martabanya sebagai manusia,” tegas Sr. Maria.

Dimuat di Harian Pagi Bernas Jogja




Tidak ada komentar:

Posting Komentar