JOGJA-
Tiga mahasiswa asal Jepang ditemani oleh seorang pemandu dari mahasiswa Sanata
Dharma, Yoseph Pitados K, kemarin siang, Kamis (8/9) berkunjung di Harian Pagi
Bernas Jogja Jalan IKIP PGRI Sonosewu Yokyakarta. Sebagai penerima Redaktur
Senior, Y.B. Margantoro, Manajemen Iklan, Zubaedi, dan Sekretaris Korporat
Bernas Jogja, Tedy Kartyadi.
Tiga
mahasiwa itu adalah Misato Motegi, mahasiswa Asia University semester
tiga Fakultas Ekonomi Manajemen, Natsami Miwa, mahasiswa Asia University
semester empat jurusan Public Relation, dan Mariko Tamai, mahasiswa
Tokyo University of Foreign Study fakultas Bahasa semester tuju.
Kunjungan
itu berkaitan dengan Program Pelatihan Bahasa dan Budaya Indonesia bagi orang
asing di Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta selama satu bulan,
sekaligus study tour yang dimulai dari 17 Agustus 2011.
Saat
berkunjung mereka menggunakan bahasa Indonesia dengan fasih, sedikit
terbata-bata dengan logat Jepang yang masih sangat kentara, sesekali dibantu
oleh pemandu mengajukan dan menjawab pertanyaan saat observasi dan wawancara.
Pada kesempatan itu, mereka diajak menulis karya tulis dengan bahasa indonesia
tentang pengalaman di Jogja. Karya itu akan dipajang dikoran tersebut.
Menurut
pemandu, Yoseph Pitados di Lembaga Pelatihan Bahasa Sanata Dharma mereka
mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia selama satu bulan. Pelatiah itu berupa
praktek bahasa indonesia dengan berintergrasi dengan masyarakat sekitar seperti
mencari makan, naik becak dan berkunjung ketempat wisata.
Di antara
tiga mahasiswa, Mariko Tamai sangat fasih menggunakan bahasa indonesia. Hal itu
karena di Tokyo University of Foreign Study dia mengambil spesifikasi Bahasa
Indonesia. Menurut dia, bahasa Indonesia sangat menarik untuk dipelajari
karena indonesia merupakan Negara besar,multikultur, kaya suku bangsa, dan
padat populasi.
Guna
memperkaya laporan study tour, tempat bersejarah yang tersebar di Jogja tidak
lepas dari incaran mereka. Tiga mahasiswa yang suka dengan musik gamelang ini
sudah berkunjung ke Malyaboro, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton, Kota
Gede, serta Taman Safari.
Tidak
ketinggalan makanan dan buah-buahan menjadi incaran mereka. Natsami Miwa
misalnya, dia lebih suka minum Jus apokat, nasi Gudeg, dan mangga. Menurut dia
di Jepang mangga tidak semanis di Jogja. Mariko Tamai, buah semangka dan minum
jahe menjadi kenikmatan sendiri. Sedangkan Misato Motegi lebih suka minum
Degan.
Bagi mereka
menjadi pengalaman tersendiri ketika melihat kendaraan sepeda motor lalu lalang
di Jogja. Menurut mereka masyarakat Jepang mengandalkan mobil dan jalan kaki
sebagai sarana trasportasi. Tidak ada sepeda motor. Kendaraan motor dinilai
berbahaya bagi keselamatan. Hal ini juga yang melatarbelakangi mereka ketika
menginjakan kaki di Jogja, pesan pertama dari kampus tempat mereka kuliah
adalah menghindari kendaraan sepeda motor.
Telah
diterbitkan di Harian Pagi Bernas Jogja, edisi 10/9/11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar